Minggu, 23 Juni 2019

Melatih kecerdasan interpersonal part 1

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah sampai di hari ke 10.
Kali ini saya ingin melatih Kk ufa terkait kecerdasan interpersonal.

Menurut Lwin, kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan dalam memahami serta memperkirakan perasaan, suasana hati, serta keinginan orang lain di sekitar anda dan dapat merespon nya dengan layak.
Sumber : https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/kecerdasan-interpersonal/amp

Dari penjelasan di atas, secara garis besarnya adalah kemampuan anak untuk bersosialisasi dan bekerjasama dengan orang lain.
Nah, kebetulan sepulang dari periksa kandungan, kami sekeluarga mampir ke danau tak jauh dari perumahan kami.

Disana ada anak2 yang bermain gelembung sabun. Seperti yang saya duga, si Kk langsung minta dibelikan gelembung sabun. Bukan karena kami pelit, tapi karena di rumah sudah ada dan kami berupaya untuk mendidik si Kk agar tidak semua yang diminta saat itu harus dipenuhi.

Akhirnya ayahnya membujuk si Kk, "ufa ga pingin main bareng2 sama teman2 itu?, Gpp ikut aja ngejar gelembung". Awalnya si Kk g mau, kekeuh minta dibelikan. Namun karena tau ayah bundanya juga santai aja, jadilah dia pelan2 mendekati anak2 yang bermain gelembung. Pertama masih malu dan mengamati, lama2 ikutan bermain lari2 mengejar gelembung.

Alhamdulillah, Kk ufa termasuk anak yang cukup mudah bersosialisasi. Walaupun baru kenal, biasanya dia mengamati gerak-gerik temannya dulu sebentar. Mungkin diamati anaknya asyik, baik atau ga, begitu kali ya hehehe. Setelah merasa oke, langsung deh, g pake kenalan juga ujug2 ikutan nimbrung main😂.





#hari10
#gamelevel3
#tantangan10hari
#myfamilymyteam
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Sabtu, 22 Juni 2019

Melatih kecerdasan naturalis part 1

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah akhirnya memasuki hari ke 9.
Mungkin ada yang bertanya mengapa saya tidak fokus saja melatihmpada satu kecerdasan?. Hal ini karena saya yakin, bahwa setiap manusia bisa saja memiliki Multipple Intelligence (lebih dari satu kecerdasan). Yang mana di dunia kerja, hal ini sangat lumrah dijadikan sebagai tolak ukur. Tentu saja perusahaan ataupun instansi memiliki beberapa kriteria khusus, yang tentunya gabungan dari berbagai macam kecerdasan.

Kali ini saya ingin melatih kecerdasan naturalis Kk ufa.

Definisi dari kecerdasan naturalis menurut Howard Gardner adalah kemampuan untuk mengenali, melihat perbedaan, menggolongkan, dan mengkategorikan apa yang dia lihat atau jumpai di alam atau di lingkungannya

Sumber : https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/kecerdasan-naturalis/amp

Nah, si Kk ini sangat suka sekali hal2 yang berhubungan dengan alam, hewan, dan tumbuhan. Selain itu, dia buka type yang takut kotor, jadilah demen banget main pasir, tanah, ataupun bebatuan.

Sering saya amati, dia lebih suka membaca buku yang berkaitan dengan hewan dan fenomena alam daripada tentang hal lain semisal dongeng fiksi.

Untuk meningkatkan kepekaannya terhadap alam, salah satu hal yang harus diupayakan adalah membiarkan dia mengeksplorasi sekitarnya dan memperkenalkan banyak objek baru.

Alhamdulillah di rumah masih banyak ditemukan serangga, katak, dan berbagai tumbuhan yang sering dia amati. Selain itu kami juga memelihara ikan, untuk membuat dia empati terhadap hewan, sekaligus melatih kecerdasan emosional nya (silahkan baca melatih kecerdasan emosional part 1).

Hari ini kegiatan pengenalan alam kami sederhana, mengajak kk ufa berkebun dan membuat kompos. Ketika pintu pagar terbuka, secara otomatis yang dilakukan Kk ufa adalah khusyuk bermain tanah pasir bekas tetangga yang membangun rumah. Setelah puas bermain, melihat saya mulai berkebun dia inisiatif membantu menyapu daun (walaupun banyakan tanah daripada daunnya yang disapu 😂). Membantu menyiram tanaman, mengikuti instruksi saya mengambil gunting untuk memangkas tanaman, dan terakhir membantu membuat kompos.

Sebenarnya sudah lebih dari 3 bulan saya membuat kompos, Alhamdulillah hari ini bisa panen dan sisanya dijadikan starter untuk kompos lanjutan. Si kk bahagia melihat bundanya mengumpulkan dedaunan, geli tapi antusias melihat cacing ataupun belatung, dan membantu memotong daun kering agar mudah dalam proses pembentukan kompos nantinya.

Alhamdulillah, bahagia rasanya bisa mengajak si kk ikut andil menyalurkan hobi bundanya😍😘.





#hari9
#gamelevel3
#tantangan10hari
#myfamilymyteam
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Jumat, 21 Juni 2019

Melatih kecerdasan kinestetik part 2

Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah, masuk hari ke 8.

Melanjutkan melatih kecerdasan kinestetik part 1 yang sempat terjeda,
Kali ini ide permainan justru muncul dari tetangga dan teman sepermainan Kk ufa.

Entah dalam rangka persiapan lomba utk 17 Agustus sebulan lagi, atau memang sedang iseng😅, muncul ide lomba tarik tambang. Pesertanya anak2 krucil sekitar rumah yang umurnya rata2 dibawah 5th.
Melihat anak2 kecil yang belum faham peraturan, membuat saya tertawa geli sendiri. Menariknya, team dibagi menjadi 2 yaitu team laki2 dan perempuan. Siapa yang menang?awalnya team perempuan, tapi setelah peraturan dijelaskan baru team laki2 yang menang😂.

Begini cuplikan videonya yang harus dipotong mengingat terbatasnya upload file.




Ah...jadi teringat masa2 kecil saya yang belum mengenal gadget. Berbagai macam permainan tradisional menjadi hiburan dikala bosan dengan belajar. Jarang sekali ditemukan anak kecil memakai kacamata kalau bukan karena faktor keturunan.

Jujur, dengan maraknya anak tetangga yang masih kecil sudah dibekali gadget, bagi saya permainan olah fisik seperti oase di tengah padang pasir. Lebay sih kedengarannya, tapi ini serius!.

Bayangkan, yang dulu game online bagi penggiat parenting adalah racun bagi anak, malah sekarang ditetapkan oleh pemerintah sebagai e-sport. Saya tidak menentang secara terbuka bisnis game online ini, hanya saja jika dikombinasi dengan olah fisik alangkah lebih bermanfaat. Walaupun bagi saya, seperti apapun pengolahan game online, masih banyak mudharatnya daripada faedahnya. Jarang ada anak yang bermain game online bisa sholat tepat waktu, apalagi khusyuk dan berjamaah di masjid. Belum lagi waktu belajar dan sosialiasi secara langsung dengan tetangga yang berkurang drastis.
Saya bisa bicara seperti ini, karena dulu anak orang tua asuh saya pernah kecanduan game online. Seharian penuh dari setelah subuh sampai tengah malam, hanya break ke kamar mandi, makan, dan sholat yang harus diingatkan berkali-kali. Itupun sholat dengan kecepatan penuh, agar tak ketinggalan mengejar poin demi poin. Seram?ah tak seberapa, yang sampai sakit mental alias gila pun ada, bahkan yang ekstrim sampai meninggal karena lupa istirahat terus menerus main game. Semoga anak2 kita kelak terhindar dari menyia2kan waktu yang tidak berfaedah 🙏.

#hari8
#gamelevel3
#tantangan10hari
#myfamilymyteam
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Rabu, 19 Juni 2019

Melatih kecerdasan visual spasial part 1

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah, sudah masuk hari ke 7.
Sayangnya karena waktu dan keterbatasan saya bekerja di ranah publik, membuat jadwal melatih kecerdasan secara continue agak sedikit terhambat. Misalnya saya ingin melanjutkan melatih kecerdasan kinestetik, namun karena saya pulang malam, alhasil lompat ke melatih kecerdasan visual spasial. Karena bagi saya memberikan kegiatan bagi si kecil memang harus sesuai jadwal kapan dia istirahat atau beraktivitas.

Pengaturan jadwal aktivitas bagi saya sangat penting, mengingat di komplek saya masih ada anak yang ternyata jadwal istirahat dan mainnya berantakan. Ada yang siang jadi malam, dan sebaliknya karena baru bisa tidur jam 3 dini hari. Ada yang sampai malam jam 8 masih main diluar, walaupun hanya sedikit sekali tapi bagi saya kebiasaan tersebut kurang baik bagi perkembangan si kecil.

Sebelum melanjutkan cerita kegiatan si Kk ufa, saya ingin menjelaskan sedikit tentang apa itu kecerdasan visual spasial.


Kecerdasan spasial biasa disebut juga sebagai kecerdasan visual-spasial, dimana mereka memiliki kemampuan untuk memahami, memproses, dan berpikir dalam bentuk visual dan menerjemahkannya. Seseorang yang memiliki kemampuan ini bahkan mampu menerjemahkan bentuk gambaran dalam pikirannya sendiri baik dalam bentuk dua ataupun tiga dimensi

Sumber : https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/kecerdasan-spasial/amp

Nah kali ini sebelum tidur, biasanya si kecil suka manja dan agak tantrum. Entah minta ini itu semua salah, jadilah sesekali saya isi dengan kegiatan mewarnai. Mungkin terdengar sepele, tapi mewarnai melatih anak berimajinasi dengan objek yang akan diwarnai. Berkutat dengan warna dan berusaha untuk tidak keluar garis dari objek yang diwarnai merupakan usaha khusus bagi anak 3.5 th.

Kadang muncul komentar dari tetangga bahwa anaknya tidak diajari juga bisa2 sendiri. Tentu saja bagi saya yang terpenting bukan bisanya, namun kelekatan orang tua dalam melatih dan membimbing anak kita.
Sejak belajar di perkuliahan Bunda sayang ini, saya mulai paham bahwa kita harus menghargai dan sebisa mungkin mendampingi usaha anak dalam proses belajar. 

Semoga saya dan suami masih diberikan umur, kesehatan, dan kesempatan untuk mendampingi proses belajar si Kk serta adik2 nya sampai berkeluarga dan menimang cucu kelak... Amiin Ya Allah Ya Mujibassailiin 😇🙏.


#hari7
#gamelevel3
#tantangan10hari
#myfamilymyteam
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Selasa, 18 Juni 2019

Melatih kecerdasan kinestetik part 1

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah sudah masuk hari ke 6,
dan sejauh ini masih belum sampai rapel laporan😅.

Kali ini saya memilih loncat ke melatih kecerdasan kinestetik kK Ufa. Sebenarnya Kk termasuk anak yang sangat aktif dan suka bergerak, namun tantangan bagi kami adalah beberapa anak tetangga yang lebih suka main gadget daripada bermain diluar. Alhasil, kami berusaha untuk sebisa mungkin membatasi gadget dan memberikan waktu khisuk bagi si Kk untuk main diluar rumah. Alih-alih melarang gadget, karena yang kami pahami semakin dilarang maka anak akan semakin penasaran. Begitupun dengan jadwal main diluar rumah, jika tidak diatur maka anak akan berkurang waktu bondingnya dengan keluarga.

Nah, jadwal main kk ufa diluar yang sudah rutin berjalan adalah sore hari, setelah makan dan mandi. Namun terkadang, jadwal makan berbarengan dengan main jika tidur siangnya agak panjang. Sore ini seperti biasa si Kk main petak umpet, kejar2an, dan naik sepeda dengan teman-temannya, yang kebanyakan lebih tua. Salah satu sahabat yang cocok dengan perangai si kk yang cerewet dan suka mengatur adalah dengan teman yang pendiam dan sabar. Nah tipe yang seperti ini jarang sekali bertengkar sama si Kk, kebetulan ada salah satu tetangga yang cocok sekali main sama si Kk, namanya mb Anin. Walaupun satu tahun lebih tua, secara fisik Kk ufa masih lebih tinggi daripada Mb anin. Jadinya si Kk lebih sering bonceng Mb Anin ketimbang dibonceng😂.

Jujur saya cukup takjub dengan kedekatan mereka berdua, karena jarang2 ada anak seumuran Kk ufa yang mau berbagi dan saling membonceng.

Alhamdulillah, selain melatih kecerdasan kinestetik, dengan memberikan ruang bagi anak untuk bermain diluar, berarti melatih kecerdasan emosional (saling berbagi dan memahami sifat teman) dan linguistik nya(cara berkomunikasi dan bersosialisasi) .Ada beberapa manfaat dari melatih kecerdasan kinestetik yang saya baca di salah satu artikel :

1. Meningkatkan kemampuan psikomotorik.
2. Membangun rasa percaya diri.
3. Meningkatkan kemampuan sosial.
4. Meningkatkan kemampuan sportivitas.
5. Meningkatkan kesehatan tubuh.

Sumber : https://psikologan.blogspot.com/2015/08/5-manfaat-kecerdasan-kinestetik-bagi.html?m=1

Alhamdulillah, semoga kedepan kk ufa menjadi anak yang sehat jiwa dan raganya. Lebih mampu untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya 🤗.






#hari6
#gamelevel3
#tantangan10hari
#myfamilymyteam
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional



Senin, 17 Juni 2019

Melatih Kecerdasan Linguistik Part 2

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah sudah memasuki hari kelima untuk tantangan game level 3 perkuliahan Bunsay.
Masih dengan tema melatih kercerdasan linguistik Kk Ufa.
Kebetulan saya menemukan artikel yang berisi tentang urgensi kecerdasan linguistik.

* Urgensi Kecerdasan Linguistik :

Terdapat beberapa alasan mengapa kecerdasan Linguistik itu perlu dimiliki oleh setiap anak.
Menurut May Lwin, pentingnya pengembangan kecerdasan linguistik disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: 
1. Kecerdasan Linguistik dapat meningkatkan kemampuan membaca.
2. Kecerdasan Linguistik dapat meningkatkan kemampuan menulis.
3. Kecerdasan linguistik dapat membangun pembawaan-diri dan keterampilan linguistik umum. 
4. Kecerdasan Linguistik dapat meningkatkan keterampilan mendengarkan.
Kecerdasan yang baik juga berpengaruh terhadap pembawaan diri seseorang. Kecerdasan ini menentukan ketika seseorang berbicara di depan umum. Pendidik perlu melatih kemampuan anak-anak didiknya untuk tampil percaya diri ketika berbicara di depan umum. Pendidik dapat mengikutsertakan anak-anak didiknya pada lomba menyanyi, membaca cerita, membaca puisi atau memberikan kesempatan kepada setiap anak didiknya untuk menyanyi atau membaca cerita di depan kelas. Kegiatan-kegiatan seperti itu dapat melatih anak-anak untuk dapat berbicara di depan umum.
Anak-anak pun dapat terasah kemampuan membawakan dirinya ketika berhadapan dengan banyak orang. 

Sumber : http://alaksamana.blogspot.com/2016/12/kecerdasan-linguistik-pada-anak.html

Dari artikel, tersebut semakin memantapkan saya untuk lebih menggali potensi kecerdasan linguistik Kk ufa yang belum kami explore lebih jauh.
Jika kemarin tentang "Akting berpura-pura sedang berjualan", kali ini saya ingin membiasakan si Kk menumbuhkan rasa sayang dan cinta kepada calon adiknya. Sebenarnya sejak saya dinyatakan positif hamil, Kk Ufa sudah mulai saya sounding bahwa dia akan memiliki seorang adik. Dari situ saya sudah mulai bertekad untuk mencegah sejak dini Sibling Rivalry. Tentu saja pasti ada, namun bukankah Cinta harus dibiasakan dan tidak bisa dipaksakan?. Saya Ingat betul ketika umur 10 tahun saya baru mempunyai adik dan 2 tahun kemudian punya adik lagi, perasaan Sibling Rivalry muncul dengan hebat mengingat jarak lahir kami yang sangat jauh dan tanpa persiapan bagi saya untuk terbiasa menumbuhkan cinta kepada calon adik saya.
Dari pengalaman tersebut, saya berusaha untuk membiasakan sounding ke si Kk Ufa bahwa calon adiknya sangat mencintainya. Setiap hari saya libatkan bercerita tentang perkembangan calon adiknya, bahkan ketika sudah diatas 20Week si Kk sudah bisa merasakan tendangan dd bayi di perut. Efeknya? dia sering berpura2 ikutan hamil dd bayi dan suka sekali menimang bonekanya dan menganggapnya sebagai dd bayi betulan. Saya amati ketika menjenguk kelahiran bayi tetangga kami, dia juga sangat antusias untuk ikut menggendong dan memangku dd bayi.
Nah, salah satu cara untuk membangun chamistry antara si Kk dan si calon adik adalah dengan membuat si Kk bercerita untuk calon adiknya. Ada satu artikel yang berisi kisah nyata, ketika dilakukan USG 4D pada calon bayi yang kakaknya sedang berceloteh maka bayi tersebut tampak tersenyum. Anehnya, ketika si Kk berhenti berceloteh, si calon bayi berhenti tersenyum. Luar biasa bukan? begitu pentingnya komunikasi antara si Kk dan calon adik.
Sepulang kerja, saya meminta si Kk bercerita untuk adiknya. "Nak, dd bayinya pengeeeennn banget diceritain si Kodok dan Si Kancil sama Kk Ufa", pinta saya. "Oh...dd bayinya pingin diceritain yah...siap Bos...", jawabnya antusias seraya mengambil buku cerita kesayangannya. Walaupun buku cerita yang sedang dia baca lebih banyak isi daripada gambar, dia hafal karena sebelumnya pernah saya ceritakan. Melihat cara bercerita dan ekspresi yang ditunjukkan saya geli dan takjub sendiri dengan kemampuan meniru anak kecil seumurannya. Banyak buku yang harus dia baca dan dia taklukan kelak, semoga saya dan suami dimampukan untuk mengajari dan mensupport agar dia cinta membaca :).




#hari5
#gamelevel3
#tantangan10hari
#myfamilymyteam
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional


Minggu, 16 Juni 2019

Melatih kecerdasan linguistik part 1

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah sudah masuk hari ke 4.
Semoga niat saya untuk bisa menyelesaikan tantangan tanpa rapel bisa terpecahkan kali ini😅.

Kali ini saya beralih untuk melatih kecerdasan linguistik kk ufa. Mengapa linguistik?ini berdasarkan pengamatan saya, bahwa si Kk ini suka sekali bercerita dan berkomunikasi. Alih-alih ingin meningkatkan kecerdasan matematis-logis, bagi saya kecerdasan yang lain lebih penting untuk saya gali mengingat usia kk ufa saat ini yang belum saatnya untuk bisa mahir Calistung (baca, tulis, hitung).

Saya kutip sedikit penjabaran dari kecerdasan linguistik menurut Howard Gardner :


KECERDASAN LINGUISTIK
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan.
Ciri-ciri :

Anda merasa mudah dan percaya diri mengekspresikan diri anda baik secara lisan maupun tulisan. Contohnya, anda pintar dalam berkomunikasi dan pintar dalam menceritakan atau menulis mengenai sesuatu hal.

Sumber : http://mipersis07.blogspot.com/2012/12/8-kecerdasan-menurut-howard-garner.html?m=1

Nah, Kk ufa ini anaknya suka sekali bersosialisasi. Walaupun belum bisa menulis, namun bahasa lisannya cukup baik. Bahkan dia suka sekali meniru gaya bahasa salah satu aktor kartun kesukaannya yaitu "Upin dan Ipin". Banyak kosakata Malaysia yang dia hafal dan justru sering dipakai dalam berkomunikasi. Bagi saya ini PR untuk bisa meningkatkan kemampuan linguistik nya, misal dengan mengenalkan berbagai bahasa asing lainnya. Alhamdulillah, dia juga mahir dengan hafalan warna bahasa Inggris lewat lagu yang diajarkan guru Paud nya. 

Namun kali ini, saya hanya sedikit memancing kemampuan si kk melalui "peran pura2 sebagai penjual makanan". Bagi saya menawarkan jualan dan menjelaskan apa yang dijual merupakan bagian dari berkomunikasi yang baik.
Siang ini, saat saya sedang asyik melipat pakaian, tiba2 si Kk membalik sepeda mininya untuk dijadikan gerobak jualan. "Beli2...siapa nak beli", ucapnya dengan logat Malaysia. "Bunda mau beli, jualan apa Bang?", Sahut saya. " Jual eskrim", jawabnya. "Mau beli yang apa?"tanyanya lagi. "Tadi kan katanya jualan eskrim, emang jualan apalagi?", tanya saya balik. "Jualan eskrim, sama minuman, sama "ABC" (minuman kesukaan upin Ipin), sama rasa coklat, strawberry, melon...", Jelasnya panjang lebar. "Ya uda, bunda pesen rasa melon sama ABC satu ya Bang...", Jawab saya. "Siap, sama minuman satu ya", imbuhnya. "Iya, tapi jangan yang lama-lama ya bikinnya", pesan saya. "Siap bos", jawabnya.

Sebenarnya percakapan selanjutnya cukup panjang, namun belum tercapture divideo yang saya unggah. Yang jelas jiwa berakting dan mendalami peran bagi kk ufa adalah hal yang mudah. Sering saya jumpai setelah melihat video Nussa dan Rara, saya harus ikut2an akting jadi salah satu diantaranya. Karena dia suka sekali meniru setiap adegan di video tersebut dengan detail, hingga gerakaa dan kata2nya.

Nantikan kisah menggali potensi linguistik Kk ufa selanjutnya ya😎😍🤗.



#hari4
#gamelevel3
#tantangan10hari
#myfamilymyteam
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Sabtu, 15 Juni 2019

Melatih kecerdasan emosional part 3

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah masuk hari ketiga,
Masih tentang melatih kecerdasan emosional.
Bagi saya pribadi hari ini adalah hari yang luar biasa membuat saya belajar tentang pentingnya menyaring kata2 dan memahami kemauan  anak.

Selepas pulang kerja seperti biasa, saya ajak Kk ufa untuk menceritakan kejadian seharian yang dialami. Kebetulan hari ini saya dan suami harus masuk kerja padahal hari Sabtu, karena hari pengganti salah satu libur panjangplebaran kemarin. Nah berbarengan dengan adanya undangan ulang tahun temannya. Sebenarnya dari umur setahun kami tidak pernah mengajari untuk merayakan ultah, tapi seiring waktu dari video kartun kesukaannya dan undangan temannya dy jadi tau apa itu ultah😅. Berceritalah dy panjang lebar tentang suasana ultah temannya itu dari dy pakai baju bagus, dapat kue, makan mie, dan memberikan kado yang sudah saya persiapkan sepulang kerja kemarin.

Drama tantrum Kk ufa pun dimulai ketika saya dan suami makan malam bersama. Sebenarnya dy juga ikutan makan mie, tapi maunya di depan TV. Karena tempatnya kurang luas, jadi saya dan suami makan di ruang tamu. Tiba2 dy marah dan saya ga boleh makan, "Bunda jangan makan bareng2!", Sambil menyingkirkan makanan saya. " Lah kenapa nak?kan bunda lapar?tadi bunda ajak makan bareng disini g mau?", Tanya saya, sempat tarik2kan tempat makan😅. " Pokoknya g boleh, g boleh makan", tandasnya. Akhirnya ayahnya ikut bertanya alasan si Kk melarang bundanya makan kenapa, tp dy kekeuh g mau bilang. Akhirnya saya temani dy nonton TV, setelah agak reda marahnya. "Ufa, kenapa nak marah2?", tanya saya. "Ufa mau disuapin bunda, jawabnya lirih. "Oooh, bilang dong, jadi bunda tau maunya Kk ufa", sambil saya ambil mie dan menyuapinya. Seledri menyuapi baru saya lanjut makan malam.

Setelah adzan isya, ayahnya harus berangkat jamaah ke masjid. Nah sementara saya menemani Kk ufa di rumah, ada saja hal2 yang membuat saya emosi. Dari corat-coret muka dan bajunya dengan stabilo, loncat2an di kasur depan TV (kebetulan perut saya sedang agak kontraksi, jadi pingin istirahat), sampai merengek minta gendong. Sebenarnya permintaannya wajar karena mungkin dy kangen sama bundanya seharian, tapi karena kondisi saya kurang fit jadi bawaannya "spaneng". Setelah semua saya turuti, dy masih rewel dan nangis padahal saya harus sholat. Karena sudah lelah jd saya biarkan dy nangis, saya lanjut sholat kemudian istirahat di kamar karena dengar ayahnya datang.

Tiba2 seperti biasa dy loncat2an lagi di kasur kamar, sampai saya g bisa istirahat. "Nak, bunda perutnya sakit, dd bayi di perut pingin istirahat, ufa pergi dulu ke ayah ya...". Nah kata yang dy garis bawahi adalah "pergi". Akhirnya bukannya dy yang keluar kamar, malah saya yang dipaksa keluar kamar. "Bunda pergi, pergi keluar ufa maunya sama ayah g mau sama bunda lagi", teriaknya. Walaupun ayahnya ikut memberikan penjelasan, tetap saja dy kekeuh. Akhirnya saya mengalah keluar kamar, sambil merenung pilihan kata dan intonasi saya ke dy mungkin terlalu berlebihan.

Selang 5 menit, tiba2 Kk ufa keluar kamar sambil minta maaf ke saya. "Maaf ya bunda, kl ufa marah2, bunda temenin ufa bobo masuk kamar yukkk", ajaknya sambil pasang muka sedih. "Ya Uda, kl gitu peluk sama sayangsbunda dong nak", pinta saya. Akhirnya dy menyeruak ke pelukan saya. Sebelum dy tertidur, seperti biasa saya sounding dengan nasehat dan kata2 positif. " Nak, bunda minta maaf juga ya tadi bilang pergi ke Kk ufa, nanti kl ufa marah bilangnya jangan pergi ya...tapi minta peluk bunda", rayu saya. " Pergi...pergi...pergi....", Ucapnya bercanda sambil senyam-senyum. "Pelukk...pelukkk... pelukkk...", Kata saya sambil gemas menggelitik dy. "Trus, kalau menulis itu di kertas ya...kan bunda ud berkali2 mengajari, kalau di muka sama baju kan jadi kotor semua...", tambah saya. "Tapi kan ufa bikin cincin di tangan, trus pingin tulis di baju", kilahnya. "Ufa kan anak Sholihah, anak Sholihah kalau nulis di kertas sayang, kan nanti kasihan bundanya nyucinya susah", jawab saya. "Oh, kasian bunda ya, iya bundaaaa", katanya.

Tentu saja moment berbaikan setelah melewati emosi, bagi saya hal yang sangat mengharukan. Terlebih lagi, kebiasaan minta maaf yang saya ajarkan ke Kk Ufa sudah mulai dipraktekkan dengan baik😍😘.



#hari3
#gamelevel3
#tantangan10hari
#myfamilymyteam
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Jumat, 14 Juni 2019

Melatih kecerdasan emosional part2

Bismillahirrahmanirrahim

Masih dengan tema melatih kecerdasan emosional, dgn partner Kk ufa.

Kalau kemarin melatih empati terhadap ikan, kali ini saya melatih empati kepada kucing.
Kenapa kucing? Karena Kk ufa terbiasa suka menendang dan mengusir kucing saat akan masuk rumah. Sepertinya meniru teman2 sepermainannya, maklum yang sepantaran dengan Kk ufa di lingkungan kami semuanya anak lelaki.
PR bagi kami untuk membuat dy menyayangi hewan.

Nah, ceritanya setelah pulang kerja saya langsung uplek di dapur karena memutuskan untuk memasak di rumah saja. Sayang ada nasi, bisa dibuat nasi goreng hehehe. Ternyata ada sisa tulang dan kepala ikan bekas masak suwir ikan semalam, akhirnya saya minta ke Kk Ufa untuk memberikan untuk si kucing.

Sebenarnya kami tidak memelihara kucing, hanya saja tetangga kami ada beberapa yang memelihara. "Ufa Sholihah, minta tolong dong ini Ikan dikasih buat makan kucing di depan ya nak", pinta saya. "Iya Bunda, didepan sana", seraya menunjuk teras rumah. "Iya nak, sama piringnya juga ditaruh aja ya di depan", jawab saya.
Tak menunggu lama, segera dy bawa piring berisi tulang Ikan kedepan.
Sayangnya si kucing belum ada, tapi selang satu jam saya cek itu tulang ikan sudah bersih😂.

Sebelum tidur, sambil mengelus kepalanya, "Nak, ufa yang sayang sama kucing ya....jangan ditendang, kalau ditendang nanti kucingnya gmn?". " Nanti kalau Ufa tendang, kucingnya kabuuurrr", ucapnya sambil menggoyangkan badannya. "Hmmmm...kl ditendang ya sakitlah, kl mau usir kucing bilang kucing pergi ya....hush2...gitu aja", tambah saya. "Oh iya, sakit ya bunda kl ditendang?", Kilahnya. "Ya iyalah, coba ufa bunda tendang sakit g ya...", Sambil pura2 mau menendang. "Jangan bunda sakitlah, ufa g mau ditendang", sambil menghindar. "Ya sudah ufa kan anak pintar, sayang sama kucing ya nak". "Baik bunda...", Ucapnya sembari minum susu.

Tentu saja sounding seperti ini harus berulangkali, karena namanya anak kecil masih labil. Seringnya ikut2an temannya. Bukan masalah kucingnya, tapi masalah kebiasaannya yang perlu diperbaiki. Karena sekali terbiasa menendang, maka tidak menutup kemungkinan teman2 atau ayah bundanya juga ditendang (walaupun kalau tidur kadang kena tendang juga bundanya😅).





#hari2
#gamelevel3
#tantangan10hari
#myfamilymyteam
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Kamis, 13 Juni 2019

Melatih kecerdasan emosional keluarga bulan part 1

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah sudah masuk di game level 3🤗

Walaupun sedikit terseok-seok dengan status rapel dan harus puas dengan perolehan badge dasar 😅

Kali ini saya mencoba posting di blog, karena selain mudah di edit juga bisa dicopas ke medsos nantinya.

Awalnya yang saya tau kecerdasan itu ada 3, Kecerdasan Intelektual (Intelectual Quotient), Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient), dan Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient). Ternyata ada satu lagi kecerdasan yang tak kalah penting yaitu Kecerdasan Menghadapi Tantangan(Adversity Quotient). Ada juga yang mengganti kata Quotient dengan Intelligence.

Nah yang menjadi PR urgent di keluarga kami adalah masalah pengelolaan emosi. Kebetulan saya, suami, dan anak sama2 memiliki emosi yang kadang meledak-ledak. Tentu saja didepan anak kami sebagai orang tua mengusahakan tidak menunjukkan emosi tersebut, namun sadar atau tidak terkadang masih terbawa dalam pengasuhan kami.

Untuk hari pertama partner saya adalah Kk ufa. Kebetulan hari ini dapat ilmu baru tentang cara untuk mengelola emosi. Salah satunya adalah dengan menumbuhkan "empati". Ya...dengan tumbuhnya empati yang baik pd diri seorang anak, akan menekan anak tersebut melukai/merusak makhluk hidup lain/barang2 sekitarnya.

Ceritanya sepulang kerja seperti biasa saya jemput Kk ufa di rumah pengasuh kami. Namun ternyata dia diajak menghadiri hajatan kerabat pengasuh saya. Akhirnya dia diantar ke rumah sedikit larut, menjelang isya' baru sampai. Sesampai di rumah saya pancing untuk bercerita. "Kk ufa td habis darimana?". "Habis dari jalan2, sama ibu, sama bapak, jauuuuhhh...", Celotehnya. "Kok ayah sama bunda ga diajak?kan jadi sedih, bunda kangen bgt sama Kk ufa", sambil saya pasang raut muka sedih. "Lah....kan bunda sama ayah kerja, belum pulang2....tak apa kok...kan ufa juga diantar pulang", katanya seraya menenangkan hati saya.

Nah pembahasan selanjutnya masalah ikannya yang tiba-tiba mati karena diserang oleh ikan lain sepertinya. "Ufa...tau ga ikannya ufa ada yang mati lho...dimakan temennya", pancing saya. "Hah?mana??iya ikannya mati....kasihan ikan...", Ucapnya sedih. Eh pas saya minta pegang bangkai ikan, dy malah ketawa geli😅. " Ufa, bilangin dong sama Ikan yang besar, jangan makan temen mu dong, kan kasihan nanti mati", ajak saya. "Ikan jangan digigit, nanti mati", ucapnya. Tapi buru2 komplain dengan ajakan saya, "dia ga denger ufa", sambil kesel karena dy paham ikan ga bisa bicara😂, apalagi diajak bicara.

Alhamdulillah, setidaknya si Kk ufa logikanya sudah mulai berkembang, dan empatinya harus terus diasah lagi.







#hari1
#gamelevel3
#tantangan10hari
#myfamilymyteam
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Tugas Kongres Ibu Pembaharu 2

 Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah, masih sempat untuk submit tugas Kongres, mengingat jurnal sebelumnya belum submit, walaupun terlam...