Bismillahirrahmanirrahim
Tahap selanjutnya dalam mencintai masalah adalah memahami.
Jujur saya sendiri masih bingung masalah team (saya dan suami) apa.
Kalau diminta untuk memutuskan pokok masalahnya adalah :
Kesehatan hati dan jiwa
What : Apa yang menyebabkan hati dan jiwa tidak sehat? Pikiran, trigger dari luar, komunikasi, gaya hidup
Who : Siapa yang mengalami? Saya dan suami
Siapa yang biasa men-trigger : bisa saya atau suami
Where : Dimana biasanya kejadian pemicu lemahnya kesehatan hati terjadi ? Bisa saat berdua saja, saat di tempat kerja atau perjalanan pulang
Why : Mengapa bisa terjadi pemicu tersebut? Lelah, kurang sehat, banyak pikiran
When : Kapan paling sering terjadi konflik? Saat pulang atau berangkat kerja terlambat
How : Bagaimana cara menyelesaikan konflik ini?
Berupaya untuk lebih prepare sebelum berangkat kerja, saat bekerja tanyakan yang baik-baik saja, bicarakan hal serius saat berdua di rumah, terapkan hidup sehat agar tidak mudah lelah atau sakit.
Jadi uniknya, dari yang awalnya kami fikir problem kami hanya di kesehatan fisik, ternyata muaranya di kesehatan hati dan jiwa.
Walaupun kami kondisi lelah, jika hati kami baik-baik saja, ternyata kami masih selow menghadapi berbagai macam tantangan hidup.
Dari poin SDGS yang sesuai dengan masalah kami adalah poin ke 3 : Kehidupan sehat dan sejahtera
Lambat laun terpikir untuk mengajak anak saya Ufairah menjadi team, karena dari dia saya banyak belajar tentang mengelola hati.
Dia pun sudah mulai mandiri dan bisa diajak kerjasama untuk mendampingi adiknya dan memenangkan saya saat terjadi konflik.
Sepertinya walaupun sudah mulai terlihat hilal masalah kami, masih butuh banyak berdiskusi tentang akar masalah yang benar-benar kami hadapi saat ini.
Nah untuk Questival Kemerdekaan,
Saya masih belum optimal,
Butuh waktu yang mindfull ditengah ruwetnya management waktu saya pribadi.